Iklan

September 02, 2025

Mahasiswa UNNES Ditemukan Tewas Penuh Luka-luka Trakhir Berkata "ampun pak jangan pukuli saya".


rtv global - Seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (FH Unnes) angkatan 2024, bernama Iko Juliant Junior, meninggal dunia dengan kondisi penuh kejanggalan.


Korban adalah Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes, yang disebut-sebut menjadi korban peristiwa tragis di tengah dinamika aksi unjuk rasa di Kota Semarang.


Iko dinyatakan meninggal dunia pada Ahad, 31 Agustus 2025, sore hari.


Peristiwa dikaitkan dengan Kota Semarang, Jawa Tengah. Namun, lokasi kejadian masih menimbulkan pertanyaan: seorang teman menyebut Iko mengalami kecelakaan di Kalisari, sementara surat keterangan polisi justru ditulis di daerah dr Cipto, Semarang.


Kematian Iko menyisakan banyak tanda tanya. Publik mempertanyakan apakah ia meninggal akibat kecelakaan lalu lintas atau justru dianiaya aparat kepolisian. Dugaan muncul karena:

  • Barang-barang pribadi Iko seperti ponsel, almamater, dan tas ransel hilang.
  • Sepeda motor milik Iko masih ditahan di Polda Jateng.
  • Terdapat perbedaan lokasi antara informasi teman dan surat keterangan polisi.
  • Keluarga mendapat informasi bahwa Iko diantar ke RS dr Kariadi oleh anggota Brimob.

Menurut unggahan di media sosial dan pesan berantai di WhatsApp Grup, sebelum meninggal dunia, Iko sempat mengigau di ruang perawatan. Ia disebut melontarkan kalimat memilukan, “ampun pak, tolong pak jangan pukuli saya lagi”, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia di RS dr Kariadi, Semarang.


Artikel Lengkap

Kematian Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (FH Unnes) angkatan 2024, mendadak menjadi sorotan publik. Ia ditemukan meninggal dunia dengan berbagai kejanggalan yang memicu pertanyaan besar di kalangan masyarakat dan netizen.


Sejumlah informasi simpang siur beredar mengenai penyebab kematiannya. Sebagian menyebut Iko menjadi korban kecelakaan lalu lintas, sementara isu lain mengaitkannya dengan dugaan tindak kekerasan aparat kepolisian. Pasalnya, saat peristiwa terjadi, bertepatan dengan adanya aksi unjuk rasa di Kota Semarang, Jawa Tengah.


Kecurigaan semakin menguat setelah sejumlah barang pribadi milik Iko hilang, mulai dari ponsel, almamater, hingga tas ransel. Bahkan, sepeda motor miliknya diketahui masih ditahan di Polda Jateng.


Tidak hanya itu, kejanggalan lain muncul ketika seorang teman menyebut Iko mengalami kecelakaan di Kalisari, namun surat keterangan polisi justru menyebut lokasi kejadian berada di daerah dr Cipto, Semarang. Sementara pihak keluarga menerima informasi bahwa anaknya diantar ke RS dr Kariadi oleh anggota Brimob.


Dalam kondisi terakhirnya di rumah sakit, Iko sempat mengigau. Ia disebut menyampaikan kalimat “ampun pak, tolong pak jangan pukuli saya lagi” di hadapan perawat, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Ahad (31/8/2025) sore.


Kasus ini menimbulkan gelombang reaksi dari publik. Banyak pihak mendesak agar kematian Iko diusut tuntas, transparan, dan tidak menimbulkan spekulasi liar di masyarakat. Hingga kini, keterangan resmi dari aparat penegak hukum masih dinantikan untuk menjawab misteri kematian mahasiswa Unnes tersebut.